Minggu, 12 Juli 2020

SENI TARI KREASI



Tari kreasi baru adalah konsep dasar dari tarian klasik yang dikembangkan, atau diperbaharui sesuai dengan kemajuan zaman saat ini, lalu diberi unsur Indonesia yang baru yang modern.
Jenis Tari kreasi baru disebut pula sebagai suatu bidang seni, yang didalamnya terdapat kebebasan dalam penciptaan. Namun dalam proses pembaharuan, para Koreografer tetap mengedepankan unsur budaya daerah asal tarian yang dikembangkan tersebut.
Selain itu, para Koreografer juga tidak jarang mengkombinasikan gerakan dari tarian lain, dengan pola gerak pada tari yang diperbaharui, sehingga makna dasarnya terlepas dari ikatan tradisi. Konsep ini dikenal dengan nama Tari Kreasi Morern.
Bentuk Tarian Kreasi baru umumnya hadir setelah pertengahan abad ke 19, datang dari para Koreografer-koreografer muda yang bertujuan menghidupkan dan melestarikan tarian tradisional di Indonesia, saat memasuki masa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi baru.

Definisi Tari Kreasi menurut Ahli

Menurut pendapat Endang Caturwati, kreasi baru merupakan karya yang dihasilkan atas kreativitas indvidual atau kelompok, sebagai karya yang ditata dengan sentuhan atau cita rasa baru.
Sedangkan menurut Arthur S Nalan adalah, Bentuk Tarian Kreasi baru yang datang dari wujud-wujud tarian yang hadir kisaran tahun 1950-an keatas, yaitu hasil dari garapan tari yang hidup relatif masih muda, lahir setelah tari tradisi berkembang, serta terlihat berbagai macam bentuk perubahan.
Bukan hanya gerakannya saja, namun juga alat musik pengiring tarian kreasi baru tersebut ikut diperbaharui, relevan dengan keadaan dan zaman sekarang, sehingga akan menjadi semakin mudah untuk diterima di tengah-tengah masyarakat umum.
Bisa disimpulkan bahwa, Pengertian tari kreasi baru adalah perubahan segenap elemen dari tarian klasik Indonesia zaman lampau, baik dari gerakan dan properti lainnya demi menyesuaikan konsep dan unsur lama ke arah modernisasi.

Jenis Tari Kreasi

Pada prakteknya, tari kreasi terbagi menjadi dua jenis atau golongan, yakni ada yang berpolakan tradisi dan ada pula yang tidak (non). Berikut penjelasannya dari Senipedia buat kamu :

Tari Kreasi berpolakan Tradisi

Dalam jenis ini, orang atau kelompok koreografer yang melakukan pengembangan tidak menghilangkan unsur seni, makna dan pesan yang tersalurkan dari dalam tarian tersebut, dalam artian masih berada pada kaidah-kaidah tradisi asli.
Meski adanya perubahan, namun tidak menghilangkan esensi ketradisiannya. Sebut saja seperti koreografi, tata busana dan riasnya, maupun tata teknik pentasnya, yang masih berada dalam batas dan garis tradisi asli saat tarian tersebut tercipta.
Sebenarnya, mayoritas dari tari tradisional di Indonesia telah masuk pada golongan ini, karena kita tahu bahwa alat musik pengiring, maupun jenis aliran musik yang dimainkan telah menggunakan alat-alat modern.

Tari Kreasi Baru Tidak berpolakan Tradisi

Jenis Tari kreasi baru berikutnya yakni kebalikan dari golongan pertama, dimana pada kreasi yang satu ini, keseluruhan unsur nilai tradisi yang ada menjadi terlepas, baik koreografi, musik dan sebagainya.
Sekarang, golongan tari kreasi baru non tradisi ini disebut sebagai Tari Kreasi Morern. Namun dalam pementasannya, harus benar-benar dipastikan bahwa perkembangan yang dilakukan bisa diterima dengan baik oleh semua lapisan masyarakat.

Contoh Tari Kreasi Baru

Hingga kini, telah banyak para Koreografer yang melakukan pengembangan dan proses editing segala aspek pada tarian tradisional. Beberapa contoh bentuk tarian kreasi baru yang saat ini bisa anda saksikan, diantaranya adalah sebagai berikut :
  • Tari Padendang
  • Tari Bosara
  • Tari Merak
  • Tari Panji Semirang
  • Tari Kupu-kupu
  • Tari Lebonna
  • Tari Tenun
  • Tari Angsa
  • Tari Oleg Tambulilinga
  • Tari Nguri
  • Tari Kuntulan
  • Tari Rara Ngigel, dll.

Perbedaan Tari Tradisional dengan Tari Modern

Meskipun sama-sama tergabung dalam kesenian tari, namun konsep keseluruhan dari Tradisional dan Modern sangatlah berbeda. Perbedaan yang ada menjadikan dua jenis tari ini memiliki ciri khas tersendiri.
Selain itu, penyesuaian dengan zaman, ketersediaan properti dan minat masyarakat luas juga sangat berpengaruh. Nah, dibawah ini adalah perbedaan tari tradisional dengan tari modern yang sering kita lihat sekarang :

Perbedaan Kostum

Dari segi kostum yang dikenakan saja sudah sangat terlihat perbedaannya. Jika tarian daerah umumnya menggunakan kostum wajib pakai, bahkan hanya dipakai saat tarian saja
Beda halnya dengan tari modern yang lebih mengedepankan unsur bebas, biasanya disesuaikan dengan tema yang sedang dimainkan.

Perbedaan Musik

Dari segi alat musik yang dimainkan, tari tradisional tetap mempertahankan budaya lama yang memang sangat relevan dengan pemaknaan suatu tari yang dibawakan.
Sesangkan tari modern lebih kepada seringnya bereksperimen dan selalu berkembang. Namun keduanya tetap berada pada Karakteristik masing-masing.

Gerak

Perbedaan tari tradisional dengan modern berikutnya adalah dari segi gerakan. Dalam kesenian tradisional, hampir setiap gerakan memiliki makna dan pesan yang bercerita tentang suatu hal, sedangkan dalam tari modern, hal ini tidak berlaku sama sekali.

Perbedaan Makna

Yang terakhir adalah perbedaan makna yang disampaikan. Kita sama-sama tahu bahwa kesenian tradisional umumnya diangkat dari suatu peristiwa di masa lalu, kemudian diselipi pesan moral didalamnya. Sesangkan tari tradisional lebih kepada hiburan semata.

Perkembangan Tari Kreasi Baru di Indonesia

Di zaman yang sudah serba canggih dan kental dengan nuansa modern ini, berbagai macam kebudayaan luar telah dengan mudahnya memasuki Indonesia. Tidak bisa dipungkiri, bahwa kenyataan ini perlahan mengikis minat masyarakat kita untuk terus melestarikan kebudayaan lokal.
Selain itu, dampak yang diberikan juga cukup memprihatinkan, terutama bagi para generasi muda yang mental dan rasa nasionalisme rendah, sehingga dengan mudah terpengaruh oleh kultur luar akibat dari westernisasi dan globalisasi yang terjadi.
Namun dari kenyataan ini, para koreografer berupaya menyuntikkan nuansa modernisasi ke dalam bentuk budaya tari, untuk bisa menarik kembali minat para generasi, supaya kemudian terpancing lagi untuk terus menjaga dan melestarikan kebudayaan lokal.
Maka terciptalah beberapa tari tradisional kuno yang dari beberapa elemennya diubah dan disesuaikan dengan zaman, mulai dari penggabungan gerakan, alat musik, lagu pengiring, kostum dan sebagainya, namun ada pula yang melepaskannya dari makna tradisi bawaan sebelumnya.
Lambat laun, perkembangan tari kreasi baru di Indonesia kian meluas dan kembali diminati. Sebagai bukti, kita bisa menyaksikan hari ini cukup banyak tarian adat yang dipoles dengan kultur baru, jelas-jelas hal ini sangat memberikan dampak baik.

Seni Tari


Sejarah Seni Tari

1. Seni Tari Zaman Pra-Hindu
Karya tari pada masa ini lebih digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang sifatnya magis dan sakral. Tari menjadi ekspresi yang sering dihubungkan dengan sesuatu kekuatan diluar diri manusia. Seni tari pra-Hindu mendapatkan tempat sesuai dengan tingkat kepercayaan sejak manusia hidup berkelompok.
Dalam hal ini, tarian dianggap sebagai bagian dari daur ulang kehidupan. Atau dapat dikatakan masih melanjutkan tata kehidupan budaya pra-sejarah. Ciri-ciri dari tarian pada zaman ini, diantaranya yaitu untuk menyajikan gerak yang sederhana, hentakan kaki dan tepuk tangan yang cenderung menirukan gerak binatang dan alam.
Penyajian tari diiringi dengan pengiring berupa nyanyian dan suara-suara kuat bernada tinggi. Masyarakatnya juga sudah mengenal alat musik yang berupa nekara (gendang perunggu). Selebihnya, juga sudah dikenal aksesoris untuk busana tari yang biasanya terbuat dari bulu-bulu burung dan dedaunan.

2. Seni Tari Zaman Hindu
Pada zaman ini, kesenian ini lebih banyak dipengaruhi oleh peradaban dan kebudayaan dari India, tidak terkecuali seni tari. Seiring dengan penyebaran agama Hindu dan Buddha di Indonesia, seni tari mengalami sebuah perkembangan yang sangat pesat, bahkan sudah mempunyai standarisasi atau patokan.
Natya Sastra karangan Bharata Murni adalah literatur seni tari pada masa itu. Buku tersebut menjelaskan tentang adanya 64 motif gerak tangan mudra. Motif tersebut terbagi menjadi tiga yaitu diantaranya 24 motif yang terbentuk dari satu tangan, 13 motif dari kedua tangan, serta 27 motif hasil kombinasi kedua motif tangan.
Oleh karena itu sistem pemerintahan pada zaman ini berbentuk kerajaan, maka lahirlah sebuah tari-tarian istana yang berkembang dengan baik karena mendapat perhatian langsung dari raja. Sejarah seni tari di masa kerajaan Hindu juga diabadikan melalui berbagai peninggalan budaya yang berupa relief yang menghiasi candi-candi.
Ciri-ciri tari pada zaman Hindu, yaitu diantaranya : gerakan tari mulai disusun secara sunguh-sungguh, pertunjukan tari difungsikan, serta besarnya perhatian para penguasa terhadap seni tari. Selain itu, tema yang diusung dalam tari mulai beragam karena banyak mengambil tema dari cerita Mahabarata, Ramayana dan Panji.

3. Seni Tari Zaman Islam
Karya seni tari peninggalan zaman Hindu di Indonesia masih terpelihara dengan baik. Bahkan sesudah masuknya Islam ke Indonesia, tari sangatlah berkembang dengan ditandai munculnya beragam varian karya tari. Sejarah seni tari pada masa Islam di Indonesia sangatlah bervariasi yang juga bergantung pada tarian yang tercipta.
Sebagai misal, di Aceh dan di beberapa daerah Melayu seperti Riau, masing-masing mempunyai keunikan tersendiri meskipun tetap mengusung nuansa keIslaman. Lebih detail mengenai sejarah seni tari di lingkup masyarakat Aceh, Tari Aceh, sedangkan untuk tarian Melayu dapat dimulai dari membaca Sejarah Tari Zapin.
Di Pulau Jawa, seni tari berkembang dengan sangat baik, terutama dilingkup dua keraton Mataram, Ngayogyakarta Hadiningrat dan Surakarta Hadiningrat. sesudah perjanjian Giyanti tahun 1755 menjadi saksi dimana Keraton Mataram terbagi menjadi dua, selanjutnya ada perjanjian Jatisari.
Pada perjanjian Jatisari tahun 1756 ini ditentukan masa depan kedua kerajaan, termasuk dalam hal warisan budaya Mataram. Kasunanan Surakarta memilih mengembangkan apa yang sudah ada. Sementara itu, Kasultanan Yogyakarta memilih melestarikan tradisi yang ada, khususnya tari klasik.

4. Seni Tari Zaman Penjajahan
Dalam masa penjajahan tidak begitu sangat berpengaruh pada seni tari di lingkungan istana. Di dua keraton Mataram, tarian tetap terpelihara dengan baik. Hanya saja fungsinya sangat terbatas untuk suatu kepentingan upacara istana saja, seperti penyambutan tamu raja, perkawinan putri raja, penobatan putra-putri raja, dan jumenengan raja. Contohnya dalam budaya Melayu, Tari Zapin Penyengat.
Lain di istana, beda juga dengan tarian yang berkembang di masyarakat. Di kalangan rakyat biasa tari hanya fungsinya untuk hiburan saja. Uniknya, penderitaan rakyat akibat penjajahan turut menjadi ide untuk membuat karya seni bertemakan kepahlawanan. Dalam seni tari, salah satu contohnya yaitu Tari Glipang, tari tradisional Probolinggo, Jawa Timur.

5. Seni Tari Pasca Kemerdekaan – Sekarang
sesudah perkembangannya banyak tersendat di masa penjajahan, seni tari kembali tumbuh subur di masa sesudah kemerdekaan. Beragam jenis tari difungsikan kembali, baik tari hiburan maupun tarian upacara. Perkembangan yang sangat pesat, terutama terjadi pada tarian sebagai hiburan.
Banyak sekolah-sekolah seni didirikan, hingga semakin banyak tari kerasi baru dengan seiring banyaknya koreografer-koreografer muda. Mereka senantiasa menciptakan pembaruan nilai artistik dan bentuk tari sebagai upaya menambah perbendaharaan karya tari.

Pengertian Seni Tari

Seni tari ialah suatu gerak badan yang secara berirama yang dilakukan ditempat serta waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkap perasaan, maksud, serta pikiran. Bunyi-bunyian yang dimaksud ialah musik pengiring tari mengatur suatu gerakan penari serta menguatkan sebuah maksud yang mau di sampaikan. Gerakan tari ini tidak sama dari gerakan sehari-hari yang seperti lari, jalan, atau bersenam.
Gerak didalam tari tidaklah gerak yang realistis, tetapi gerak yang sudah di beri suatu bentuk ekspresif serta estetis. Suatu tarian sesungguhnyaialah sebuah kombinasi dari sebagian unsur, yakni wiraga (raga), Wirama (irama), serta Wirasa (rasa). Ketiga unsur ini melebur jadi sebuah bentuk tarian yang serasi. Unsur paling utama dalam tari yaitu sebuah gerak. Gerak tari senantiasa melibatkan suatu unsur anggota badan manusia. Unsur-unsur anggota badan itu di dalam membuat sebuah gerak tari bisa berdiri dengan sendiri, berhimpun maupun bersambungan. Agar lebih jelas lagi tentang pengertian seni tari, simak definisi-definisi menurut para ahli yang ada dibawah berikut.

Pengertian Seni Tari Menurut Para Ahli

1. Aristoteles
Menurut Aristoteles meyatakan bahwa tari ialah sebuah gerak ritmis yang bisa menghadirkan suatu karakter manusia saat mereka bertindak.

2. C. Sachs
Menurut C. Sachs menytakan bahwa tari ialah suatu pelafalan jiwa manusia melalui suatu gerak berirama yang mempunyai nilai estetika.

3. Cooric Hartong
Menurut Cooric Hartong menyatakan bahwa seni tari ialah sebuah gerak-gerak badan yang diberi nuansa ritmis dan dilakukan dalam suatu ruang.

4. Bagong Sudito
Menurut Bagong Sudito menyatakan bahwa seni tari ialah suatu seni yang berupa sebuah gerak ritmis yang menjadi alat ekspresi manusia.

5. Drs. I Gede Ardika
Menurut Drs. I Gede Ardika menyatakan bahwa seni tari ialah sesuatu yang bisa menyatukan banyak hal hingga semua orang bisa menyesuaikan diri atau menyelaraskan geraknya menurut caranya masing-masing.

6. Haukins
Menurut Haukins menyatakan bahwa seni tari ialah suatu ekspresi jiwa manusia yang diubah menjadi sebuah gerak oleh imajinasi si penciptanya.

7. Irmgrad Bartenieff dan Forrestine Paulay
Menurut Irmgrad Bartenieff dan Forrestine Paulay menyatakan bahwa seni tari ialahsuatu bentuk seni ekspresionostis yang menggambarkan reaksi jiwa seseorang terhadap sebuah konflik dan masalah di dunia modern.

8. Judith Lynne Hanna
Menurut Judith Lynne Hanna menyatakan bahwa ialah suatu seni plastis dari gerak yang visual terlihat sepintas.

9. K.M.A. Theodora Retno Maruh
Menurut K.M.A. Theodora Retno Maruh menyatakan bahwa seni tari ialah suatu karya seni yang tidak akan pernah bersifat kontemporer.

10. Kamala Devi Chattopadhyaya
Menurut Kamala Devi Chattopadhyaya menyatakan bahwa ialah suatu insting atau desakan emosi di dalam diri manusia yang mendorong.

Jenis-Jenis Seni Tari

Jenis-jenis tarian yang ada di nusantara terbagai menjadi Tari Tradisional, Tari Kreasi Baru dan Tari Kontemporer. berikut ini penjelasannya :

1. Tari Tradisional
Di negara kita Indonesia hampir di setiap daerah mempunyai tari tradisional. pengertian dari tari tradisional ialah suatu tarian yang berasal dari sebuah daerah dan diturunkan secara turun-temurun hingga menjadi suatu budaya dari daerah tersebut. Umumnya tari tradisional ini mengandung sebuah nilai-nilai filosofis seperti keagamaan, kepahlawanan dsb.
Tari tradisional di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu tari rakyat dan tari klasik (keraton).
  • Tari Rakyat, Tarian rakyat atau tarian daerah ialah salah satu jenis tarian yang berkembang pada masyarakat biasa. Tarian rakyat lahir sebagai suatu lambang dari kebahagiaan dan sukacita. Contohnya jika pada musim panen tiba dan hasil panen melimpah maka masyarakat akan mengadakan acara dan menari bersama untuk merayakannya. Salah satu jenis tarian ini terus berkembang dan menjadi tradisi. Tarian rakyat tidak mempunyai suatu aturan-aturan baku sehingga bentuk tariannya sangat bervariasi.
  • Tari Klasik (Tari Keraton) salah satu jenis ini lahir dari dalam keraton atau dalam kaum bangsawan. Karena tarian ini berkembang pada suatu lingkungan atas, maka masyarakat biasa dilarang untuk menarikan tarian ini. Berbeda dengan tarian rakyat, tari keraton ini mempunyai suatu aturan yang tertulis dan baku. Sehingga sejak zaman tari ini lahir sampai sekarang tidak ada yang berubah.

2. Tari Kreasi Baru
Tari kreasi baru ialahsalah satu jenis tari yang perkembangan dari tari tradisi yang ada. jenis tarian yang sudah ada dan biasanya dipakai untuk upacara ritual, adat dan keagamaan lalu dimodifikasi oleh sih penata tari sehingga tari ini bisa dinikmati oleh khalayak umum. Contohnya yaitu pada Tari Rapai yang merupakan sebuah perpaduan dari gerak tari yang berkembang di Aceh dan Semenanjung Malaya, yaitu Tari Seudati, Saman dan Zapin.

3. Tari Kontemporer
Tari kontemporer ialah salah satu jenis tarian modern yang berkembang di Indonesia. Tarian ini lahir sebagai sebuah reaksi atas pada seni tari klasik yang telah mencapai suatu titik akhir yang didalam perkembangan teknisnya. tari kontemporer ialah salah satu jenis tari modern yang sehingga tidak ada unsure tradisi lama lagi. Biasanya gaya tari kontemporer ini bernuansa unik dan memakai jenis music dari computer. Sedangkan tari kreasi baru ialah suatu tari tradisi yang sudah diedit tetapi tetap saja meninggalkan suatu unsur asli tradisinya.

Unsur-unsur Seni Tari

Seni tari memiliki unsur-unsur yang berhubungan dari seni tari, unsur-unsur tersebut yaitu sebagai berikut :
1. Ragam Gerak
Ragam Gerak ialah salah satu unsur yang mempunyai peran penting untuk seni tari dan unsur estetika dari tari. Gerakan dari tari berasal dari anggota tubuh. Anggota tubuh yang dapat digunakan dalam menari yaitu pada anggota tubuh bagian atas, bagian tengah dan pada bagian bawah. Anggota tubuh bagian atas terdiri dari kepala, mata dan raut wajah. Bagian anggota tubuh pada bagian tengah yaitu terdiri dari anggota lengan atas, lengan bawah, telapak tangan, jari-jari dan ruas jari. Sedangkan anggota tubuh pada bagian bawah terdiri dari Kaki. Ragam gerak pada bagian kaki hampir sama untuk tarian di bagian timur. Perbedaannya terletak pada tempo atau volume gerakannya.

2. Bentuk Iringan
Pada unsur seni tari yang kedua yaitu suatu bentuk iringan tarian bisa berupa jenis music iringan tari internal dan jenis musik iringan tari eksternal. Jenis music iringan tari internal yaitu suatu iringan yang berasal dari tubuh penari itu sendiri. Contohnya yaitu Tepukan dada dan telapak tangan pada Tarian Saman dari Aceh dan suara Cak pada tari kecak dari Bali.
Sedangkan jenis music iringan pada tari eksternal berasal dari sebuah tabuhan alat music. Contohnya di Jawa tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat yang dikenal alat music gamelan, pelog dan salendro.

3. Kostum Tari
Kostum tari ialah suatu estetika yang tidak bisa dipisahkan dari wujud tarian. Kostum pada tarian untuk upacara bentuknya lebih sederhana dan tidak mementingkan suatu estetika. Berbeda dengan kostum tarian yang digunakan pada tarian pertunjukan atau tarian tontonan. Kostum pada tarian tontonan atau pertunjukan bentuknya dirancang sedemikian rupa sehingga menimbulkan sebuah kesan keindahan maupun mendalam dari penontonnya.
4. Pola Lantai
Pola lantai ialah salah satu unsur yaitu suatu posisi yang dilakukan oleh sih penari tunggal ataupun penari kelompok. Pola lantai pada suatu tarian bisa berupa simetris, asimetris, lengkungan, garis lurus dan lingkaran.
Pada tarian upacara, pada jenis tarian yang satu ini biasa nya pola lantai berbentuk lingkaran. Menurut para ahli, pola lantai yang berbentuk sebuah lingkaran menggambarkan berkaitan erat dengan sesuatu yang sacral atau mistis. Lingkaran berpusat sebagai symbol alam dunia, berpusat kepada bagian tertentu yang ditempati oleh sautu alam gaib. Contohnya : tarian upacara dengan suatu pola lantai lingkaran yaitu tari kecak dari bali.

Fungsi Seni Tari

1. Sebagai sarana keagamaan
Di dalam kehidupan keagamaan, sejak dahulu manusia menggunakan suatu tari-tarian sebagai sarana berkomunikasi dengan Tuhan. Biasanya tari yang digunakan sebagai sarana keagamaan bersifat sakral. Di Bali masih terdapat suatu tarian-tarian keagamaan sebagai sarana komunikasi dengan para Dewa dan leluhurnya. Biasanya tarian ini dilakukan disebuah Pura-pura. Contohnya yaitu tarian Sang Hyang, Kecak, Keris, Rejang.

2.Sebagai sarana upacara adat
Tarian yang biasanya digunakan sebagai upacara adat terbagi atas 2 yaitu:
  • Peristiwa Alamiah Tarian upacara adat ini bersifat alamiah biasanya berhubungan dengan suatu kejadian alam. Contohnya yaitu Tari Ngaseuk (menanam padi) dari Jawa Barat, Tari Seblang (panen padi) dari Jawa Timur, Tari Nelayan (memohon keselamatan saat berlaut) dari Irian Jaya dan lain sebagainya.
  • Peristiwa Kehidupan salah satu jenis tarian upacara adat ini biasa nya pada peristiwa kehidupan umumnya yang berhubungan dengan sebuah kehidupan manusia. Contohnya yaitu: Tari Sisingaan (upacara khitanan) dari Jawa Barat, Tari Wolane (upacara perkawinan) dari Maluku, Tari Holana (menyambut kelahiran bayi) dari NTT dan Tari Ngaben (upacara kematian) dari Bali

3. Sebagai Sarana Pergaulan
Manusia ialah makhluk social yang membutuhkan suatu interaksi dengan individu lainnya sehingga muncullah suatu keakraban. Untuk mendapatkan suasana keakraban tersebut, manusia membutuhkan sebuah sarana. Salah satu dari sarana tersebut yaitu sebuah Tarian Pergaulan. Tarian pergaulan ialah jenis tarian yang dipergunakan untuk menyatakan kerukunan bermasyarakat. Salah satu contoh yang paling jelas dari tari pergaulan yaitu Tari Jaipongan dimana penari dan penonton bisa menari bersama di satu panggung. Contohnya yaitu Tari Tayub dari Jawa Timur, Tari Adu jago dari Surabaya dan Tari Manduda dari Sumatera Barat.

4. Sebagai Tontonan
Seni tari yaitu sebagai tontonan atau sebuah pertunjukan. Hampir setiap daerah di Nusantara mempunyai tarian tontonan. Tarian tontonan atau pertunjukan ialah jenis tarian yang dihadirkan sebagai hiburan semata. yang bertujuan penonton yang menyaksikan tarian ini akan merasa terhibur.
Seni tari mempunyai peranan dalam masyarakat karena seni tari salah satu fungsi nya yaitu sebagai sebuah ekpresi dan pengungkapan sebuah perasaan dari si penari. Hal ini dikarenakan manusia adalah suatu makhluk sosial yang harus saling berkomunikasi sesama manusia dan kepada sang pencipta yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

Pergelaran Seni Tari

                                  

Pergelaran Seni Tari adalah Pergelaran tari merupakan suatu pertunjukan dari karya seni tari yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu dengan tujuan untuk mempertunjukkan atau mengungkapkan perasaan, maksud dan pikiran dengan diiringi musik sebagai pengatur gerakan penari dan memperkuat maksud yang ingin disampaikan.


A. PENGERTIAN PERGELARAN

Pergelaran karya seni tari merupakan pertunjukan atau penyajian tari yang ditujukan kepada orang lain atau penonton. Pergelaran tari di sekolah menjadi proses belajar siswa dalam mengekpresikan pikiran dan perasaannya serta keterampilan dan bakat lewat gerak. Pergelaran seni sering didukung dengan cabang seni yang lain untuk mendapatkan sajian pergelaran tari yang indah dan memukau. Bagi penonton, pergelaran seni dapat dijadikan sebagai kegiatan apresiasi untuk mengembangkan kreativitas.

B. TEKNIK DAN PROSEDUR PERGELARAN TARI TRADISIONAL

Teknik dan prosedur dalam pergelaran harus dilaksanakan melalui tahapan yang panajng untuk mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Tahapan tersebut mulai dari perencanaan matang. Diperlukan strategi khusus agar penyelenggaraan pergelaran tersebut tetap dapat diminati dan dinikmati oleh penonton. Susunan acara yang dibuat jangan monoton karena akan membuat penonton bosan.

Hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan adalah pemiliham materi tari serta penyajian tarinya ditarikan secara tunggal, berpasangan, atau kelompok. Maka, susunan tarian tersebut harus ditata dan perlu diperhatikan pula unsur yang lain, seperti irama (ritme), iringan, tata busana dan tata rias, tempat, serta tema.

Berikut langkah-langkah dalam menyelenggarakan pergelaran tari.

1.  MENYUSUN ACARA PERGELARAN

Pergelaran tari dimulai dari pemilihan materi yang sesuai dengan tujuan diadakannya pergelaran tersebut, serta audiens atau penonton yang hadir.

2. MENATA RUANGAN PERGELARAN

Menata ruang pergelaran tidak dapat dilakukan secara asal-asalan. Artinya tata ruang pentas untuk tari tunggal, berpasangan, dan kelompok tentu berbeda penanganannya.

3. MENAMPILKAN TARI KELOMPOK ATAU BERPASANGAN

Pentas di atas panggung pada hakikatnya adalah mengadakan tatap muka dengan penonton. Saat menari di atas panggung penari harus menguasai dan menghayati semua tokoh yang tengah diperankan.

Hal-hal lain yang patut dipikirkan dalam mempersiapkan sebuah pergelaran tari adalah masalah biaya, lokasi, segemen penonton, waktu penyelenggaraan, dan jaminan keamanan.

Berikut hal-hal yang dibuthkan dalam sebuah pergelaran tari.

1. PERANGKAT KERAS

  1. Panggung, yaitu semua tempat yang digunakan untuk melakukan aktivitas seni oleh para pemain.
  2. Lampu/lighting , yaitu persoalan penerangan atau pencahayaan untuk menghasilkan kesan dalam sebuah panggung.
  3. Tempat penonton, yaitu lokasi atau tempat duduk penonton yang akan menonton sebuaah pertunjukan.
  4. Aksesori, yaitu segala sesuatu yang digunakan untuk menyemarakkan pentas/panggung. Penggunaan aksesori berdasarkan kebutuhan, tema, atau konteks pertunjukan.

2. PERANGKAT LUNAK

a. SDM (pemain/penari, pelatih, dan panitia/event organizer).

  1. Pemain mutlak diperlukan dalam sebuah pertunjukan. Pemilihan pemain didasarkan pada kebutuhan pentas dengan memperhitungkan kesesuaian anatara kemampuan dan peran yang akan ditampilkan.
  2. Tanpa kehadiran seorang pelatih, sebuah pertunjukan tidak dapat dijamin kualitasnya.
  3. Panitia/event organizer adalah kelompok orang yang merencanakan dan mengatur jalannya pertunjukan. Seorang panitia bertugas mencarikan dana, sedangkan EO membuat perencanaan pergelaran secara profesional sehingga hasilnya maksimal.

b. Patron (donatur, pelindung, wali kelas, kepala sekolah, dan pejabat pemerintah)

  1. Donatur adalah individu atau lembaga yang berperan penting dalam penyediaan dana. Untuk menggali dana diperlukan pengalaman dan jaringan yang luas. Peran penggalang dana merupakan ujung tombak pengumpul dana.
  2. Pelindung adalah seseorang yang dianggap mampu memberikan rasa tenang dan aman kepada seluruh personal yang terlibat dalam sebuah pertunjukan. Pelindung bisa tokoh penting di sekolah dan di masyarakat, pejabat pemerintah, maupun keamanan.

C. UNSUR PENDUKUNG PERGELARAN TARI

Seni tari merupakan seni yang kompleks, artinya seni tari tidak dapat berdiri sendiri sehingga membuthkan kehadiran unsur seni yang lainnya yang mendukung pergelaran seni tari. Maka, tari akan mempunyai daya tarik dan pesona guna mendapatkan perhatian dan kesan bagi penonton yang menikmatinya. Unsur pendukung dalam pergelaran seni tari yaitu gerak, musik iringan, tema, tata rias dan kostum, pola lantai, tempat/pentas, serta lighting.

Seni tari merupakan salah satu seni pertunjukan, sehingga ia tidak mungkin dapat berdiri sendiri tanpa melibatkan cabang seni lainnya. Cabang seni yang berhungan dengan seni tari diantaranya adalah:

1.   Seni Musik

Seni musik digunakan sebagai pengiring tari dalam sebuah pergelaran seni tari. Tanpa musik, sebuah tarian akan terasa kurang hidup dan kurang menarik untuk disaksikan.

2.  Seni Rupa

Seni rupa diperlukan sebagai properti atau penataan setting panggung. Properti adalah semua jenis peralatan yang dibutuhkan untuk digunakan dalam pergelaran tari, baik itu dipegang atau dipakai oleh penari.

3.  Tata Busana

Tata busana atau kostum adalah semua yang dipakai penari di atas panggung dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Kostum digolongkan menjadi lima bagian, yaitu pakaian dasar, pakaian kaki, pakaian tubuh,  pakaian kepala, dan aksesoris.

4.  Seni Tembang atau Sastra

Seni tembang digunakan untuk syair iringan tari. Seni tembang merupakan seni vokal sunda dengan alat musik kecapi indung, kecapi rincik, suling, dan/atau rebab.

5.  Tata Rias

Tata rias digunakan untuk rias tari. Tata rias pada tari berfungsi untuk mempertegas karakter tari yang dibawakan oleh penari.

6.  Tata Lampu

Tata lampu sebai setting panggung berfungsi untuk memberikan penerangan pada penari di atas panggung. Tidak hanya itu, keberadaan tata lampu juga berfungsi untuk menghidupkan suasana seni tari yang ditampilkan.

7.  Tata Suara

Pengaturan tata suara terkait dengan bunyi atau volume dalam sebuah pertunjukan, sehingga penari dan penonton dapat mendengar dengan jelas lagu yang digunakan sebagai pengiring tari.

Hubungan antar cabang :
a. Seni Tari dan Seni Rupa : Dekorasi pagelaran tari yang mendukung latar dan penghayatan
b. Seni Tari dan Musik : Iringan tarian dengan tetabuhan musik menambah penghayatan dan lain-lain
c. Seni Tari dan drama : Contohnya dalam sendratari Ramayana, menari dengan unsur drama atau cerita di dalamnya


D. PERGELARAN SENI TARI

Kegiatan pergelaran tari di sekolah merupakan bentuk kegiatan yang dapat memperdalam pengalaman siswa dalam hal kreativitas, kemampuan musikal, tanggungjawab, dan pengenalan jati diri terutama dalam hal karya seni. Kesuksesan sebuah pertunjukan tidak lepas bagaimana pertunjukan tersebut dipersiapkan secara matang dan sungguh-sungguh atau tidak. Berikut hal-hal yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan pertunjukan tari.

1.  PEMBENTUKAN PANITIA

Panitia merupakan suatu kelompok dalam mengelola pelaksanaan terhadap bentuk kegiatan. Panitia terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

  1. Steering commite (panitia pengarah) sebagai penasihat dan pemberi petunjuk kepada kelompok bawahannya dalam menjalankan tugas.
  2. Organizing committee (panitia pelaksana) mempunyai tugas melaksanakan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan di lapangan.

Panitia dalam pergelaran tari terdiri dari dua tim, yaitu tim produksi dan tim artistik. tim produksi bertugas mengelola pergelaran, sedangkan tim artistik bertugas dalam menciptakan karya seni sesuai dengan tema dan tujuan pergelaran.

Tim ProduksiTim Artistik
  1. Pimpinan produksi
  2. Sekretaris produksi
  3. Bendahara
  4. Seksi dokumentasi
  5. Seksi publikasi
  6. Seksi pendanaan
  7. Ticketing
  8. House manajer
  9. Keamanan
  10. Akomodasi
  11. Konsumsi
  12. Transportasi
  13. Seksi gedung
  1. Sutradara/koreografer
  2. Pimpinan artistik/art director
  3. Stage manajer
  4. Penata panggung/scenery
  5. Penata cahaya
  6. Penata rias dan busana
  7. Penata suara
  8. Penata musik/sound

2. MEMBUAT PROPOSAL KEGIATAN

Kerangka format proposal yang digunakan dalam pergelaran tari yaitu sebagai berikut.

NoKerangka Proposal
1.Nama kegiatan
2.Latar belakang
3.Dasar pemikiran
4.Pelaksanaan
5.Pelaksana/susunan panitia
6.Anggaran
7.Susunan acara
8.Penutup

3. MENYUSUN JADWAL KEGIATAN

Jadwal kegiatan dibuat agar kegiatan dapat terlaksana dengan efektif, efisien, baik, dan bermutu. Penjadwalan kegiatan meliputi sebagai berikut.

  1. Menentukan tema tari dan sinopsis.
  2. Eksplorasi gerak
  3. Eksplorasi musik.
  4. Membuat pola lantai.
  5. Membuat set panggung dan tata lampu.
  6. Gabungan gerak dan musik.
  7. Berlatih ekspresi.
  8. Geladi kotor.
  9. Geladi bersih.
  10. Pergelaran

Pergelaran karya tari merupakan media untuk mengomunikasikan karya seni terhadap orang lain. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan pergelaran karya tari, yaitu waktu pergelaran, sambutan-sambutan, dan MC. Selanjutnya, yang perlu diperhatikan juga adalah menata ruang pergelaran yaitu penataan ruang panggung dan menata ruang penonton. Tahap berikutnya yang harus diperhatikan juga adalah tata tertib penonton dan pelaksanaan pergelaran.

MEMBUAT KARYA TARI SEDERHANA

 MEMBUAT KARYA TARI SEDERHANA  Menurut Alma Hawkins (1990) dalam buku “Mencipta Lewat Tari (Creating Trough Dance )”, terdapat beberapa tah...