Minggu, 19 September 2021

MENATA GERAK BERDASARKAN POLA IRINGAN TARI


Dalam mengembangkan kreativitas gerak tari, siswa diperlukan wawasan dan pengetahuan tari sebagai dasar pemahaman untuk melakukan kegiatan tari. Kegiatan tari yang sifatnya praktik merupakan salah satu bentuk aplikasi dari pemahaman unsur-unsur pendukung tari. Oleh karena itu, dalam buku ini Siswa diajak untuk mengkaji kembali unsur-unsur pendukung tari serta unsurunsur pendukung lainnya, karena tari dalam perwujudannya perlu didukung oleh unsur-unsur lainnya seperti rias, busana, musik, properti, tata pentas dan sebagainya. Kelengkapan semua unsur pendukung merupakan hal penting dalam tari, sehingga tarian dapat dinikmati oleh penonton. Kemampuan pemahaman tersebut perlu dimiliki, agar kegiatan tari di sekolah menjadi sarana pendidikan yang kreatif, inovatif, dan sekaligus menyenangkan bagi siswa. Terpenting, siswa memiliki perangkat pengetahuan dan keterampilan dalam memahami unsur-unsur pendukung dalam tari sehingga akan memudahkan siswa dalam melakukan aktivitas kreatif dalam mengembangkan tari. 

 Secara umum, perlu dipahami perbedaan antara elemen-elemen dasar tari dan unsur-unsur pendukung dalam tari, sebagai berikut. 

A. Unsur-unsur atau elemen-elemen dasar tari: 1. Gerak 2. Tenaga 3. Ruang 4. Waktu 

B. Unsur-unsur pendukung tari: 1. Tata Rias Tari 2. Tata Busana Tari 3. Musik Tari 

Berdasarkan pengklasifikasian di atas, beberapa unsur pendukung dalam tari secara garis besar terbagi pada tiga bagian, yakni tata rias, tata busana, dan musik tari. Meskipun pada kenyataannya banyak pertunjukan tari yang memerlukan unsur-unsur pendukung lainnya seperti properti tari, dekorasi panggung, tata lampu atau cahaya, dan sound sistem. Perlu dipahami terlebih dahulu dari ketiga unsur pendukung yang disebutkan diawal, yakni tata rias, tata busana dan musik tari. 

1. Pengertian Tata Rias 

Istilah tata rias di masyarakat sudah tidak asing lagi. Tata rias dalam pengertian umum berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya indah atau cantik. Tata rias tari adalah seni menata wajah atau muka untuk kebutuhan pentas tari. Tata rias tari merupakan fasilitas bagi penari untuk menata rupa visualisasi tubuhnya sesuai dengan tarian yang disajikan. Pada dasarnya tata rias tari adalah seni menggunakan alat kosmetik untuk menghias atau menata rupa wajah yang sesuai dengan peranannya. Kaitan penggunaan tata rias dalam kebutuhan seni tari merupakan hal penting yang dilibatkan di dalamnya. Pertunjukan seni tari bukanlah penampilan gerak semata, namun gemulainya gerak tari memerlukan wajah penari yang menarik sesuai dengan tuntutan perannya agar tarian tampil sempurna. Penggunaan tata rias dalam tari pemakaiannya sangat beragam bergantung dari jenis, karakter, dan kebutuhan peran tarian yang dibawakan 

a. Jenis-jenis tata rias 

Tata rias dalam penampilannya memiliki jenis dan tujuan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, tata rias dapat dibedakan berdasarkan jenisnya yaitu sebagai berikut. 

(1) Tata rias sehari-hari; yaitu digunakan untuk memberi kesan pada seseorang agar tampil lebih rapi dan menarik serta lebih cantik dari biasanya. 

(2) Tata rias khusus; yaitu tata rias yang sengaja dititikberatkan pada maksud serta tujuan penampilannya. Tata rias jenis ini di antaranya tata rias untuk pengantin. 

(3) Tata rias pertunjukan; yaitu penataan wajah untuk para pemain yang disesuaikan dengan peran yang dibawakannya. Tata rias untuk kebutuhan pertunjukan dalam pemakaiannya disesuiakan dengan efek lampu yang digunakan. Oleh karena itu, penggunaan tata rias ini harus dilakukan oleh orang yang ahli di bidang pertunjukan.


2. Pengertian Tata busana 

Tata busana dalam pengertian umum adalah pakaian lengkap yang dikenakan oleh seseorang untuk kebutuhan tertentu. Menurut Onong Nugraha dalam Endang Caturwati (1996), yang dimaksud dengan busana adalah segala yang dikenakan seseorang, yang terdiri dari pakaian dan perlengkapannya (accessories) dan identik dengan kata kostum. Tata busana atau kostum tari pada dasarnya ialah pemakaian sandang dan propertinya. Pemakaian sandang ini meliputi bagian tubuh: kepala, leher, badan, bahu, pergelangan tangan, pinggang, kaki, dan pergelangan kaki. Di antara seluruh perlengkapan tersebut ada pula yang berfungsi ganda, yaitu sebagai alat atau properti dalam menarinya, yaitu seperti soder, keris, panah, dan yang lainya.

 a. Jenis-jenis busana Secara umum tata busana terdiri dari empat jenis, yaitu sebagai berikut. 

 (1) Tata busana sehari-hari adalah busana yang dipakai sehari-hari dengan penampilan sederhana sesuai dengan kebutuhannya dan tidak memerlukan atribut khusus lainnya. 

(2) Tata busana khusus adalah pakaian yang digunakan dalam kegiatankegiatan atau peristiwa-peristiwa tertentu yang bukan pakaian sehari-hari. 

(3) Tata busana pertunjukan adalah jenis pakaian yang khusus dibuat untuk tujuan pertunjukan. Pembuatan busana ini dirancang berdasarkan dari pakaian sehari-hari, kemudian dikembangkan. Sebagai hasil imajinasi si penggarap seni (seniman) busana pertunjukan dirancang sesuai dengan kebutuhan pentas dan didasarkan pula pada aspek estetiknya. 

(4) Tata busana tari adalah pakaian yang digunakan oleh penari dengan segala kelengkapannya berdasarkan untuk kebutuhan pentas. 

b. Fungsi Busana Tari 

Busana tari secara umum berfungsi untuk menunjang atau mendukung ekspresi suatu tarian. Adapun fungsi yang lebih spesifik sebagai berikut. 

(1) Secara psikis; - Busana sebagai sesuatu yang paling dekat dan akrab dengan penari sehingga menjadi penentu keberhasilan suatu tarian. - Busana sebagai pendukung secara moril bagi penari, sehingga penari terdorong untuk menari dengan lebih semangat dan lebih baik. 

(2) Secara fisik; - Busana sebagai penutup aurat dan bagian tubuh lainnya yang dianggap perlu sehingga penari merasa nyaman ketika menari. - Busana sebagai pelindung tubuh dari pengaruh sekelilingnya seperti angin atau cuaca panas dan dingin. 

(3) Secara artistik; - Busana berkaitan dengan aspek seni rupa. Oleh karena itu dalam tari mengandung estetik melalui garis, warna, bentuk, dan corak. - Busana merupakan pendukung tarian yang tidak dipisahkan dalam penampilannya. Oleh karena itu, identitas suatu tarian dan dorongan menari harus tercapai melalui kesenirupaan. 

(4) Secara estetik; - Busana merupakan unsur kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan keindahannya dapat dihayati. - Busana merupakan unsur keserasian bagi tubuh penari dan tarian itu sendiri yang dapat mengungkapkan karakteristik dan tujuan dari suatu tarian. 

(5) Secara teateral; - Busana menunjukkan dan menggambarkan peran. - Busana merupakan komponen pemeranan melalui corak dan warna ke dalam maksud sebuah pementasan tari. 


3. Pengertian Musik Tari 

Keberadaan musik dalam tari merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan karena musik merupakan partner dari tari. Lahirnya gerak walaupun tanpa musik menurut Soedarsono (1972) sudah mengandung unsur ritme, namun demikian ritme gerak dengan musik jelas tidak sama pengertiannya. Hadirnya musik dalam tari bukan merupakan barang baru dan bukan sekadar iringan, tetapi musik dalam tari sudah menyatu sejak zaman prasejarah sampai sekarang. Oleh karena itu, di mana ada tari di sana ada musik. Musik dalam tari bukan hanya sekadar pengiring, melainkan musik sudah larut di dalam tari. Dengan demikian, kehadiran musik dalam tari perlu digarap dengan betul dan diperhitungkan sesuai dengan garapan tarinya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MEMBUAT KARYA TARI SEDERHANA

 MEMBUAT KARYA TARI SEDERHANA  Menurut Alma Hawkins (1990) dalam buku “Mencipta Lewat Tari (Creating Trough Dance )”, terdapat beberapa tah...